Tari Bambangan Cakil
Pengertian Bambangan dan
Cakil
Bambangan
Dalam pewayangan baik wayang kulit maupun wayang wong
panggung perwujudan tokoh bambangan lazimnya bermuka‘luruh;’ arti-nya
menunduk (tidak mendongak) berperawakan langsing dan kecil (mbambang).Bambangan
merupakan simbolisasi dari tokoh ksatria berwajah tampan yang serba halus
dalam segala hal, meliputi: perilaku, cara beribicara, isi ucapan, dan
budi pekertinya.Tokoh-tokoh kesatria yang termasuk bambangan di antranya
adalah Sumantri, Rama, Laksmana,
Palasara, Pandu, Permadi (Arjuna), Abimanyu, Irawan, dan Priyambada.
Cakil
Cakil berasal dari kata Jawa ca (kanca) artinya teman dan kil (methakil) artinya ingin menang sendiri dengan orang
lain.Cakil adalah sosok raksasa yang berperawakan kecil, geraknya lincah,
bergigi taring panjang di bibir bawah hingga melewati bibir atas. Cakil
bersuara kecil melengking dengan gaya bicara yang cepat.Cakil mempunyai
beberapa sebutan antara lain : Ditya
Niramaya, Ditya Kalamarica, Ditya Janggrisrana, Ditya Gendirpenjalin, Gendring
Caluring, Klanthangmisis dan Kalapraceka.
Musik Pengiring Tari Bambangan Cakil
Gending
Srepegan
Gending
Srepegan adalah gamelan pengiring dalam pertunjukan wayang
Ladrang
Clunthang
Ladrang Clunthang adalah sayair yang menceritakan perjalanan
turun gunungnya Sang Pekik, gambaran seorang bambangan dengan segala godaannya.Setelah ia berhasil lolos dalam ujian pertamanya
melawan begal Rasaksa Cakil dan rombongan didalam hutan, kini ia memasuki
pedesaan dengan banyak keindahan alam dan pesona para wanita-wanitanya.
Sampak
Irama musik dalam pagelaran wayang, yang biasanya dipakai
untuk mengiringi adegan perang.
Laras
Slendro
Laras slendro merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari
lima nada dalam satu gembyang (oktaf), nada tersebut diantaranya ; 1 (ji), 2
(ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem).Istilah ji, ro, lu, mo, nem tersebut merupakan
nama singkatan angka dari bahasa jawa, ji berarti siji (satu), ro berarti loro
(dua) lu berarti telu (tiga), mo berarti limo (lima) dan nem berarti enem
(enam).Selain menggunakan singkatan nama, dalam laras juga sering digunakan
istilah tradisional lainnya untuk menyebut setiap nada.Istilah tradisional
tersebut diantaranya (1) Panunggal yang berarti kepala, (2) gulu yang berarti
leher, (3) dada, (5) lima yang berarti lima jari pada tangan, dan (6)
enem.Dalam pertunjukan wayang kulit laras slendro seringkali dimainkan untuk
adegan perang, barisan prajurit dan adegan lainnya.Secara emosional
gending-gending yang menggunakan laras slendro dapat memunculkan perasaan
gembira, ramai dan menyenangkan.Meski demikian, untuk gending-gending tertentu
laras slendro dalam karawitan juga mampu menghasilkan suasana yang mampu
memancing kesedihan, kerinduan, rasa cinta dan lain-lain.
Busana dan Perlengkapan Tari
Bambangan Cakil
Dalam Tari Bambangan Cakil menggunakan busana dan
perlengkapan antara lain : kathog,
jarik, stagen, sabuk timang, uncal, boro, samir, sampur, klat bahu, binggel,
srempang, gelang, kalung kace, wok, irah-irahan, sumping, dan keris.
Filosofi Tari Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil mengandung filosofi kebaikan akan
menang melawan kejahatan
Fungsi
Tari Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil di tampilkan pada berbagai acara
budaya, penyambutan tamu kehormatan atau festival budaya.
Komentar
Posting Komentar