Tari Bondan Payung
Pengertian
Tari Bondan Payung
Tari Bondan Payung atau lebih dikenal dengan sebutan Tari
Bondan merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah
Surakarta. Dimana menggambarkan suatu kasih sayang seorang ibu terhadap
anaknya. Yang menjadikan ciri khas tarian ini ialah properti yang dipakai,
yaitu sebuah payung kertas, kendil, dan boneka bayi yang digendong menggunakan
kain. keunikan tari nusantara memang
memukau.
Sejarah dan Makna Filosofi Tari Bondan
Payung
Berdasarkan cerita historisnya tarian
ini merupakan tarian yang wajib diperankan oleh para kembang desa untuk
mengetahui jati dirinya sendiri. Dengan melakukan tarian ini, akan terlihat
bagaimana mereka sebagai seorang ibu dan mengurus anak serta suami nya. kebudayaan
suku Jawa luas dan amat memukau.
Lalu sebagai seorang istri tidak hanya
memiliki wajah yang cantik, tetapi harus bisa mengasuh, mendidik, memberikan
kasih sayang, melindungi anaknya serta dapat menjadi istri yang baik di mata
suami mereka sendiri. Dan juga menceritakan tentang seorang istri yang ingin
bekerja keras dan tidak kenal lelah.
Gerak Tari
Tarian ini memiliki tiga ragam tarian
yaitu sebagai berikut :
Tari Bondan Cindogo
Tari Bondan Mardisiwi
Tari Bondan Pegunungan/ Tari Bondan
Tani
Tiap ragam tarian ini memiliki kekhasan
yang berbeda-beda namun tidak meninggalkan keaslian tarian tersebut.
Penampilan tarian
Fungsi tarian ini adalah sebagai tarian
upacara dan tarian pergaulan pertunjukkan atau hiburan. Pada saat
pertunjukkannya para penarinya menari dengan menggendong boneka yang berbentuk
bayi dengan satu tangan, sementara itu tangan yang satunya memegang payung
kertas sebagai unsur unsur
keindahan seni tari.
Pada tarian ini lazimnya mempunyai
makna yang tersembunyi di setiap gerakannya. Salah satu aksi yang merupakan
ciri khasnya ialah ketika para penari sedang menari di atas sebuah kendil
(periuk). Dan pada saat bersamaan mereka harus menjaga keseimbangan pada saat
menari agar kerdil yang dipijak tidak pecah. Tidak hanya itu saja para penari
juga harus menari seraya berputar-putar di atas kendil.
Varian Tari Bondan Payung
Tarian Bondan Cindogo menceritakan
kasih sayang ibu kepada anaknya yang kemudian meninggal dunia, dan menghasilkan
suasana yang sedih.
Tarian Bondan Mardisiwi menjelaskan
kebahagiaan seorang ibu yang pertama kali dianugerahkan seorang anak.
Tarian Bondan Pegunungan atau Tani
menjelaskan kehidupan seorang ibu dimana bukan hanya mengurus anaknya namun
juga membantu suaminya bekerja di sawah.
Busana Tari
Penari wajib memakai busana khusus
pakaian adat khas seorang gadis desa Jawa pada saat menari. Bagi Tari Bondan
Cindogo dan Bondan Mardisiwi, penari wajib mengenakan kain yang diwiron, baju
kotang, jamang (perhiasan di kepala), dan beberapa macam properti seperti kain
jerek, kendil, payung kertas dan boneka. Namun bagi penari Tari Bondan Tani,
penari umumnya menggunakan topi caping, menggendong rinjing atau bakul, dan
membawa peralatan untuk bertani, yaitu sambit atau golok. alat musik
tradisional Jawa Tengah akan melengkapi gerakan yang dibuat.
Perkembangan Tari Bondan Payung
Tari ini tidak hanya mempunyai
nilai-nilai artistik saja, akan tetapi terdapat nilai moral juga di dalamnya
yang dapat kita pelajari. Pada akhirnya kita harus tetap menjaga dan
melestarikannya agar tidak hilang di kemudian hari karena perkembangan zaman.
Meskipun tarian ini sudah jarang dipertunjukkan, namun masih dapat kita lihat
di pergelaran budaya saat memberitahukan kesenian tradisional yang ada di
Jawa Tengah.
Sekian penjelasan saya mengenai Tari
Bondan Payung ini. Semoga penjelasan saya hari ini dapat menambahkan ilmu untuk
para readers. Dan saya ingatkan jangan lupa untuk selalu update artikel terbaru
lainnya. Salam hangat kepada para readers semuanya.
Komentar
Posting Komentar